Serangan Umum 1 Maret 1949 adalah peristiwa pendudukan TNI ke Kota Yogyakarta selama 6 jam.
|
Monumen Serangan Umum Satu Maret |
Serangan ini bertujuan bahwa bangsa Indonesia masih eksis. Hal itu memang benar karena Tentara Belanda hanya menguasai jalan dan kota-kota besar, selebihnya dikuasai TNI dan rakyat. Walaupun Belanda telah menangkap Soekarno dan Hatta lalu diasingkan, Mereka (Soekarno-Hatta) telah memberi mandat kepada Syafruddin Prawiranegara untuk mendirikan PDRI (Pemerintah Darurat Republik Indonesia) di Bukittinggi
|
Syafruddin Prawiranegara |
PDRI melakukan penghentian tembak menembak kepada wakil RI di PBB pada 23 Desember 1948. Namun Belanda menolaknya karena RI tinggal sebuah nama, maka dilancarkanlah serangan ini.
Sebelum serangan, Letkol Soeharto meminta izin kepada Sri Sultan Hamengkubuwono IX untuk melancarkan serangan.
|
Letkol Soeharto |
Serangan dikonsentrasikan pada sektor Barat (Mayor Ventje Sumual), sektor Timur dan Selatan (Mayor Sarjono), dan Sektor Kota (Letnan Amir Murtono dan Letnan Masduki). Mereka melakukan serangan dan menduduki Kota Yogyakarta dari jam 06.00 sampai 12.00.
Berita Serangan Umum ini disiarkan RRI yang bergerilya di Gunung Kidul lalu ditangkap RRI di Sumatra dan disebarkan ke Yangoon dan India.
Serangan ini memiliki arti penting yaitu :
Ke Dalam :
- Meningkatkan semangat para pejuang RI, dan mempengaruhi sikap pemimpin negara Boneka Belanda
- Mendukung perjuangan diplomasi
Ke Luar :
- Menunjukan kepada dunia Internasional bahwa TNI mempunyai kekuatan untuk melakukan serangan
- Mematahkan moral pasukan Belanda
Terima Kasih.