Kamis, 19 Desember 2013

Raja Bhumibol Adulyadej


Raja Bhumibol Adulyadej
Paduka Yang Mulia Raja Bhumibol Adulyadej lahir di Massachusetts, Amerika Serikat 5 Desember 1927 merupakan Raja Thailand pada masa Dinasti Chakri yang bergelar Raja Rama IX. Ayahnya bernama Pangeran Mahidol Adulyadej dan Ibunya bernama Putri Srinagarindra. Beliau bersekolah di Sekolah Mater Dei, Bangkok namun dilanjutkan di Lausanne ketika keluarganya pindah ke Swiss.
Berkas:Mom Sangwal and children.JPG
Raja Bhumibol Adulyadej (tengah) bersama Ibunya, Putri Srinagarindra dan Saudara kandungnya
Berkas:Prince Mahidol Adulyadej.jpeg
Ayah Raja Bhumibol Adulyadej, Pangeran Mahidol Adulyadej
Setelah menyelesaikan sekolah di Lausanne. Beliau melanjutkan ke Universitas Lausanne saat kakaknya, Ananda Mahidol naik tahta pada tahun 1935 dengan gelar Raja Rama VIII.
Raja Ananda Mahidol
Namun kematian misterius Raja Ananda Mahidol membuat beliau naik tahta pada tahun 1946. Raja Bhumibol Adulyadej menikah dengan Ratu Sirikit pada tahun 1950, beberapa bulan sebelum dimahkotai. Mereka dikaruniai 4 anak, satu anak laki-laki dan 3 anak perempuan.

Raja Bhumibol Adulyadej sangat mengagumi musik jazz dan lagu kontemporer, beliau memperoleh kehormatan dari Institut Musik dan Seni Wina, Austria.

Beliau pernah mendapat medali emas dalam cabang olahraga berlayar pada Asian Games 1967 di Manila, Filipina.

Raja Bhumibol sebenarnya enggan memasuki koridor politik. Tetapi sekali lagi menyangkut rakyat banyak, dia tak bisa tinggal diam. Tahun 1973, Bhumibol secara jelas menghendaki Marsekal Thanom Kittikachorn mundur dari rezim militer dan membentuk pemerintahan demokrasi.

Menyusul kudeta tahun 1991, raja lantas mendesak rezim militer pimpinan Jenderal Suchinda Kraprayoon mengadakan pemilu. Namun, rakyat marah karena partai pemenang pemilu tahun 1992 menjadikan Suchinda sebagai perdana menteri.

Raja lantas memanggil Suchinda Kraprayoon dan memilih gerakan pro-demokrasi, Mayjen Chamlong Srimuang. Sebagaimana terlihat di televisi, kedua jenderal ini menghadap raja sambil berlutut. Raja hanya minta agar demokrasi ditegakkan. Sejak itu, kudeta militer menjadi tabu di sana.

Sekian Postingan Saya dan Terima Kasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar