Raja Bhumibol Adulyadej |
Raja Bhumibol Adulyadej (tengah) bersama Ibunya, Putri Srinagarindra dan Saudara kandungnya |
Ayah Raja Bhumibol Adulyadej, Pangeran Mahidol Adulyadej |
Setelah menyelesaikan sekolah di Lausanne. Beliau melanjutkan ke Universitas Lausanne saat kakaknya, Ananda Mahidol naik tahta pada tahun 1935 dengan gelar Raja Rama VIII.
Namun kematian misterius Raja Ananda Mahidol membuat beliau naik tahta pada tahun 1946. Raja Bhumibol Adulyadej menikah dengan Ratu Sirikit pada tahun 1950, beberapa bulan sebelum dimahkotai. Mereka dikaruniai 4 anak, satu anak laki-laki dan 3 anak perempuan.
Raja Bhumibol Adulyadej sangat mengagumi musik jazz dan lagu kontemporer, beliau memperoleh kehormatan dari Institut Musik dan Seni Wina, Austria.
Beliau pernah mendapat medali emas dalam cabang olahraga berlayar pada Asian Games 1967 di Manila, Filipina.
Raja Bhumibol sebenarnya enggan memasuki koridor politik. Tetapi sekali lagi menyangkut rakyat banyak, dia tak bisa tinggal diam. Tahun 1973, Bhumibol secara jelas menghendaki Marsekal Thanom Kittikachorn mundur dari rezim militer dan membentuk pemerintahan demokrasi.
Menyusul kudeta tahun 1991, raja lantas mendesak rezim militer pimpinan Jenderal Suchinda Kraprayoon mengadakan pemilu. Namun, rakyat marah karena partai pemenang pemilu tahun 1992 menjadikan Suchinda sebagai perdana menteri.
Raja lantas memanggil Suchinda Kraprayoon dan memilih gerakan pro-demokrasi, Mayjen Chamlong Srimuang. Sebagaimana terlihat di televisi, kedua jenderal ini menghadap raja sambil berlutut. Raja hanya minta agar demokrasi ditegakkan. Sejak itu, kudeta militer menjadi tabu di sana.
Sekian Postingan Saya dan Terima Kasih.
Raja Ananda Mahidol |
Raja Bhumibol Adulyadej sangat mengagumi musik jazz dan lagu kontemporer, beliau memperoleh kehormatan dari Institut Musik dan Seni Wina, Austria.
Beliau pernah mendapat medali emas dalam cabang olahraga berlayar pada Asian Games 1967 di Manila, Filipina.
Raja Bhumibol sebenarnya enggan memasuki koridor politik. Tetapi sekali lagi menyangkut rakyat banyak, dia tak bisa tinggal diam. Tahun 1973, Bhumibol secara jelas menghendaki Marsekal Thanom Kittikachorn mundur dari rezim militer dan membentuk pemerintahan demokrasi.
Menyusul kudeta tahun 1991, raja lantas mendesak rezim militer pimpinan Jenderal Suchinda Kraprayoon mengadakan pemilu. Namun, rakyat marah karena partai pemenang pemilu tahun 1992 menjadikan Suchinda sebagai perdana menteri.
Raja lantas memanggil Suchinda Kraprayoon dan memilih gerakan pro-demokrasi, Mayjen Chamlong Srimuang. Sebagaimana terlihat di televisi, kedua jenderal ini menghadap raja sambil berlutut. Raja hanya minta agar demokrasi ditegakkan. Sejak itu, kudeta militer menjadi tabu di sana.
Sekian Postingan Saya dan Terima Kasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar