Senin, 16 Februari 2015

Raymond Sapoen

Raymond Sapoen adalah seorang capres Suriname yang masih memiliki keturunan orang Jawa. Beliau bersama 5 capres lain akan melawan Presiden incumbent Suriname, Desi Bouterse pada Mei mendatang.
http://www.berita24.com/wp-content/uploads/2015/02/Capres-Suriname-Raymond-Sapoen-Saya-dari-Banyumas.jpg
Raymond Sapoen
Beliau lahir pada tanggal 25 Oktober 1967. Beliau merupakan keturunan dari leluhurnya yaitu Ki Sapoen dan Tumpi Karijosentono. Leluhurnya dikirim ke Suriname dalam waktu yang berbeda. Ki Sapoen dikirim ke Suriname pada tahun 1928. Sedangkan, Tumpi dikirim ke Suriname pada tahun 1926.
Tumpi Karijosentono dan Ki Sapoen, Leluhur Raymond Sapoen
Beliau memulai karir menjadi Pengacara kemudian bergabung dengan Partai Demokrasi Nasional. Kemudian beliau diajak oleh Paul Somohardjo bergabung di Partai Pendawa Lima. Beliau belakangan menjadi petinggi Partai Pertjaja Luhur. Karena partai tersebut, beliau masuk dalam pemerintahan Presiden Jules Wijdenbosch. Diawali dengan menjadi penasehat hukum Departemen Perencanaan Pembangunan Suriname pada tahun 1996. Kemudian menjadi Wakil Menteri Pendidikan pada tahun 1999. Beliau kemudian menjabat sebagai Menteri Pendidikan pada tahun 2010-2012 dan Menteri Perindustrian dan Perdagangan (2012-sekarang) di Suriname.

Sekedar informasi orang Jawa di Suriname adalah etnis terbesar ketiga di Suriname. Sekitar 15% dari jumlah penduduk di Suriname adalah etnis Jawa. Etnis Jawa dikirim oleh Belanda sekitar tahun 1890-1937 sesudah dikirimnya orang India ke negara tersebut. Etnis Jawa mayoritas mendiami distrik Commewijne, Wanica, Saramacca, dan Nickerie.
Distrik di Suriname. Etnis Jawa mayoritas tinggal di daerah yang di blok hitam.
Suriname juga merupakan salah satu negara di Amerika yang ikut di Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) bersama Guyana walaupun muslim disana hanya 13,5 % dari penduduk. Karena dipengaruhi oleh Bangsa Belanda, nama lengkap mereka menggunakan campuran nama Belanda dengan Jawa (Ejaan lama). Banyak orang Jawa disana yang cukup sukses, salah satunya adalah Paul Somohardjo yang pernah menjadi ketua Parlemen di Suriname.
http://www.radio10.sr/wp-content/uploads/2013/05/somohardjo.jpg
Paul Somohardjo

Paul Somohardjo merupakan mentor politik Raymond Sapoen.

Sekian dan Terima Kasih.

Minggu, 15 Februari 2015

Nelson Mandela

Nelson Mandela adalah pahlawan Anti Apartheid dan Presiden kulit hitam pertama di Afrika Selatan.
Nelson Rolihlahla Mandela lahir di Umtata, Transkei, Afrika Selatan pada tanggal 18 Juli 1918. Ayahnya, Henry Gadla Mandela adalah ketua penasihat Pimpinan Keluarga Kerajaan Thembu dan Ibunya, Nonqaphi yang berkepribadian kuat dan bermartabat.
Nelson Mandela
Beliau menghabiskan masa kecilnya di Thembu dan mendapat nama kehormatan dari klannya, yaitu Madiba. Nama "Nelson" didapatkan dari gurunya yang juga seorang Metodis. Pada umur sembilan tahun, beliau pindah ke Qunu. Pada umur 16 tahun, beliau sekolah di sebuah SMA di Healdtown. Lalu beliau menempuh kuliah di Fort Hare College hingga mendapat titel Sarjana Muda. Kemudian, beliau pindah ke Johannesburg dan kuliah di Jurusan Hukum di University of The Witswatersrand dan pindah ke University of South Africa. Beliau dekat dengan Oliver Tambo.
Pada 1941, beliau pergi ke Johannesburg untuk mencari kehidupan. Beliau bekerja di Egoli, kota kering, berpasir, tapi menjanjikan kehidupan.
Oliver Tambo
Beliau pergi ke Alexandra di pinggiran Johannesburg. Beliau bertemu dengan Walter Sisulu.
Walter Sisulu
Tahun 1950, Nelson terpilih menjadi menjadi Ketua Liga Pemuda. Beliau dan tokoh-tokoh liga sepakat bahwa non-kekerasan tetap menjadi jalan terbaik dan memulai melawan Pemerintah Afrika Selatan yang rasialis.