Sabtu, 09 Mei 2015

Kekaisaran Byzantium

Kekaisaran Byzantium (Romawi Timur) merupakan kekaisaran yang terbentuk dari pendapat Kaisar Diocletian pada tahun 285 M untuk membagi kekaisaran Romawi menjadi 2. Tujuannya yaitu mempermudah pengaturan kekaisaran.
Kaisar Diocletian
Ibukota kekaisaran masih tetap di Roma sampai pada tahun 330, Kaisar Konstantin Agung memindahkan Ibukota Romawi Timur dari Roma ke Konstantinopel (Istanbul) dan membangun kota yang makmur dalam waktu 6 tahun.



Konstantin Agung
Pada tahun 380 M, Kaisar Theodosius II menjadikan Kristen menjadi agama Kekaisaran (Kristen Ortodoks) dan tidak lagi beragama paganisme Romawi yang memuja para dewa/dewi.
Kaisar Theodosius II
Saat Kekaisaran Romawi Barat hancur oleh bangsa Vandal pada tahun 476. Konstantinopel menjadi pusat peradaban barat untuk sekitar 1 Milenium (1000 tahun) mendatang.

Kekaisaran mencapai puncaknya pada masa Kaisar Justinian I pada tahun 527 M. Mereka menaklukkan kembali Italia dan membangun kembali kekaisaran Romawi. Penaklukan kembali wilayah bekas Kekaisaran Romawi dilakukan oleh jenderalnya yang terkenal, Belisarius. Pada masa kekuasaannya terjadi kerusuhan besar yang disebut Kerusuhan Nika pada tahun 532 M. Akibat dari kerusuhan tersebut bangunan di Kekaisaran Byzantium porak poranda. Dia juga membangun gereja gereja besar termasuk Hagia Sophia.
Raja Justinian 
 Pada kekuasaan kaisar Heraklius (yang pernah disurati oleh Rasulullah untuk masuk Islam namun menolak karena belum siap) mengubah bahasa kekaisaran dari Bahasa Latin ke Bahasa Yunani (Karena kekaisaran didominasi oleh orang Yunani).

Pada masa kekuasaan Kaisar Alexander Comnenus, keberadaan negara Kristen merasa terancam oleh perkembangan Kesultanan Turki Seljuk. Dia kemudian mengajukan permohonan kepada Paus Urbanus II agar segera diberikan bantuan. Lalu terjadilah peristiwa Perang Salib. Para ksatria Crusader dari Eropa Barat berbondong-bondong menuju Tanah Suci Yerusalem untuk melindungi kota tersebut sekaligus membantu Kekaisaran Byzantium.

Kemudian terjadi skisma antara Kristen Katolik dengan Kristen Ortodoks yang menyebabkan pasukan Crusader yang mulanya membantu Kekaisaran Byzantium menjadi menyerang kekaisaran tersebut.

Kota Konstantinopel (Ibukota Kekaisaran Byzantium) hampir runtuh pada tahun 1204 karena ksatria Crusader mencuri harta kota tersebut. Akibatnya, kota ini tidak pernah pulih dari peristiwa ini.

Kota Konstantinopel benar-benar runtuh pada tahun 1453 oleh Sultan Mehmed "Al-Fatih" II dari Kesultanan Turki Utsmaniyah.
Sultan Mehmed "Al-Fatih" II
Kekaisaran Byzantium ini sering diserang oleh berbagai bangsa seperti Goth, Hun, Persia, Avar, Bulgar, Arab, Crusader, dll namun Byzantium berhasil memukul mundur mereka dengan senjata rahasianya yaitu Api Yunani (Greek Fire). Tidak seperti api lainnya jika terkena air akan padam. Tetapi Api Yunani justru akan makin membara jika terkena air. Penulis juga tidak mengetahui bahan rahasianya (wkwkwk).
Api Yunani
Ibukota Kekaisaran Byzantium, Konstantinopel merupakan kota pelabuhan yang sangat maju. Kota ini menjadi gerbang masuk antara Eropa dan Asia. Bangsa Byzantium menarik pajak 10% dari barang yang keluar dan masuk. Dengan begitu kota Konstantinopel menjadi sangat kaya. Kota ini juga dilindungi oleh tembok dan parit sehingga musuh sulit memasukinya. Bahkan, Teluk Golden Horn yang merupakan wilayah sangat penting memiliki rantai untuk menghalangi kapal musuh masuk dengan mudah.
Peta Kota Konstantinopel
Tembok Kota Konstantinopel
Rantai yang digunakan untuk melindungi Teluk Golden Horn
Kota Konstantinopel memiliki banyak bangunan seperti Hagia Sophia, Hippodrome, dll. Kemudian pada kekuasaan Turki Utsmaniyah, bangunan diperbanyak dan menjadi lebih indah.

Sekian dan Terima Kasih

Tidak ada komentar:

Posting Komentar